Hariring Peuting

edisi Petualangan Si Joe, menggapai langit-langit mimpi.

Saturday, March 26, 2005

character building

Ternyata bukan bayi aja yang masih polos sewaktu dilahirkan, tetapi waktu kita masih freshgraduate (baru lulus kuliah,red.) juga masih polos cuma mungkin berbeda pengertian. Saat kita baru lulus, karakter kita dalam bekerja (ini khusus bagi yang jadi kuli alias pekerja seperti saya) belum terbentuk dan biasanya tempat pertama kali kita bekerja banyak membentuk karakter tersebut.
Ini saya rasakan ketika saya berpindah dari pekerjaan lama ke pekerjaan yang baru, yang notabene lingkungan serta bidangnya sama sekali berbeda. Sangat sulit untuk menyesuaikan diri pada bulan bulan pertama, apalagi dulu saya pernah berwirausaha sehingga ada karakter tambahan yaitu gak mau diatur oleh bos. Saya pun harus kerja ekstra keras agar bisa menyesuaikan dengan keadaan. Belum lagi ditambah belum tumbuhnya kepercayaan dari rekan rekan kerja saya, mengingat background kerja saya sebelumnya yang emang gak nyambung dengan kerjaan sekarang, jadi masih dianggap kurang bisa. Tapi gimana lagi, itu udah resiko. Ya saya jalanin aja, semuanya kan hanya masalah waktu dan proses. Semua orang pun mulai dari tidak bisa hingga menjadi bisa. Untungnya temen temen di site lain cukup membantu dengan adanya sharing pengetahuan. Cuma kadang kadang suka males juga, kalo dah gitu pelariannya kalo gak chat ya nulis blog hehehe.

Monday, March 21, 2005

My Fedora 'MacOSX' Core 3

Its been a long time since I am dreaming about having one of Apple PowerBook or iBook, but unfortunately i can't afford it yet. Better than keep dreaming, i wonder if could setup my acer travelmate that I already installed brand new fedora core 3 with gnome as desktop manager to be Mac OS X look alike.

Of course Its all about desktop themes. so I start googling, typing 'gnome mac osx themes' as keywords. Finally I found aqua-look.org which is providing themes to make your gnome looks like Mac OSX. I have to say thanks to Richard James that provide the themes in his website. I cant hardly wait to install it.
After installed, i try to apply the themes and its work. But I want all become Mac OSx look alike, then i download the login screen, splash screen, icons and gdesklet at gnome-look.org
Now my Fedora Core 3 feels like Mac OSX Jaguar, although the hardware still ordinary PC with Celeron not G4 as i dream on.

Friday, March 18, 2005

se-mil lebih sedepa (sebuah cerita kosong:red.)

Prolog:
...aku terbangun dari ketaktersadaran ketika tetesan embun pagi membelai lembut wajahku. Walau terasa berat, kupaksakan membuka mata. Dikejauhan sinar mentari pagi yang selama ini kucari mulai menampakkan kehangatannya. Aku hampir sampai............

Bab I:
Tak terasa sudah se-mil perjalanan ini kulalui, semenjak aku merasa mulai mampu melangkah. Berbekal sebuah keyakinan akan apa yang kucari kumulai langkahkan kaki menjelajahi tanah tanah yang asing bagiku. Aku mulai belajar untuk memilih jalan mana yang akan kulalui ketika aku tiba di sebuah percabangan. Walau nampak tak jelas namun kuputuskan tuk memilih satu jalan yang tak banyak dilalui, walau satu jalan yang lainnya nampak tak berkerikil dan dihiasi perdu-perdu di sisi kanan dan kirinya, namun bisikan itu begitu kuat menuntunku ke jalan ini.

Suatu waktu pernah ku tersesat di gelap malam hingga tak tahu lagi arah mana yang harus kutuju. Aku mulai goyah, sempat terlintas penyesalan atas jalan yang dipilih.
Namun ketika keputusasaan bersiap mencengkramku dari belakang, beruntung alam menjadi penuntunku. Titik titik bintang di antara langit malam menjadi penunjuk arahku, air hujan menjadi pelepas dahaga dan pepohonan menjadi tempat berlindungku.

Bab II:
Dari perjalanan ini aku mulai banyak belajar mengenai kesederhanaan, makna hidup, lingkungan dan pengenalan diri. Aku mulai mengerti akan banyak hal.

Sampailah aku disebuah lembah biru yang didalamnya kujumpai beragam bunga bermekaran. Dengan segala keindahan warnanya mencoba menggodaku untuk menghampiri. Beberapa bunga menggelitik akalku untuk mendekat, kucoba untuk mensarikan madu dari satu diantaranya, namun tangkainya berduri dan melukaiku. Kuhampiri lagi bunga yang lain, sayang seekor kumbang telah lebih dulu hinggap. Tak berputus asa, kucoba hampiri bunga lainnya lagi, namun layu tak begitu lama setelah kupetik. Lalu kujumpai satu bunga yang cahayanya memancar begitu indah dan tersenyum menatap kearahku, namun sekumpulan lebah memaksa mengurungkan niatanku.


BAB III:
Kuputuskan tuk kembali ke jalanku semula, karena ternyata bunga bunga hanya bermekaran di musim semi.
Semakin jauh kumelangkah, semakin mendaki pula jalan yang ku lalui. Hingga aku sampai pada tebing yang menjulang. Perbekalan hampir habis, namun perjalanan masihlah panjang. Dengan sisa sisa kekuatan yang ada ku mulai mendaki dinding tebing.
Langkah awal memang selalu terasa berat, namun akhirnya aku mulai terbiasa. Aku terus mendaki tanpa menghiraukan tubuhku yang lelah dan berdarah. Sesekali berhenti dicerukan tebing untuk kemudian mendaki lagi. Ketika hampir sampai diatas puncak, pijakanku melemah tak mampu lagi menahan berat tubuhku sendiri dan aku terjatuh, beruntung sebatang pohon menahanku dari gaya gravitasi yang mencoba mensudahi perjalananku. Dengan sisa sisa tenaga ku merayap menggapai puncak tebing, dan akhirnya sampailah ku dipuncak. Namun tubuh ini sudah terlalu lelah, dan akupun tak sadarkan diri.

Epilog:
Aku terbangun dari ketaktersadaran ketika tetesan embun pagi membelai lembut wajahku. Walau terasa berat, kupaksakan membuka mata. Dikejauhan sinar mentari pagi yang selama ini kucari mulai menampakkan kehangatannya. Ternyata puncak tebing bukan akhir dari perjalanan. Aku tersadar perjalanan sebenarnya baru dimulai saat ini. Berbekal semil peristiwa, kumulai menapaki jalan yang tinggal sedepa. Aku hampir sampai.

Monday, March 07, 2005

Yang Terlupakan

Saat itu cinta menyentuhku dengan kelembutannya, hari berlalu bagaikan mimpi dan malam selalu menampakkan keindahannya bersama rembulan. Kau bagiku adalah bidadari. Begitu banyak kau ajarkan padaku tentang makna kasih sayang. Sungguh tak terbayang di benakku apa yang kau ajarkan hanya akan menjadi kenangan untukku.

Kini tak ada yang tersisa dari mimpi indah itu selain hanya kenangan menyakitkan. Saat cintaku bersemi kau pergi dan tak pernah kembali. Kau melukaiku, memenjarakanku dalam kesunyian. Kau yang ku jadikan nada terindah, kenapa kau sisakan kepedihan dan penderitaan. Sentuhan kasihmu selalu membayang dan mengalirkan airmataku jika mengingatnya. Tidakkah kau berfikir dengan kebisuan dan kepergianmu telah membuat perangkap kesunyian pada aku yang mencintaimu dengan tulus. Kenapa kau tak tanyakan padaku sesuatu yang membuatmu ragu, andai kau tanyakan pasti kau kan tahu jawabnya. Aku lebih memilihmu dari apapun yang ada.

Haruskan aku memaafkanmu setelah kau hancurkan mimpi dan asaku?
Biarkan aku menghibur diri sendiri dengan harapan semu dan mimpi mimpi. Kita saling mencintai, tapi tak bisa memiliki. Hanya lewat foto usangmu yang sebagian luntur oleh airmata, aku bisa mengurangi kerinduanku padamu. Bila aku tak bisa miliki dirimu yang aku cintai, mungkin kan ku coba tuk belajar mencintai apa yang ku miliki. Untukmu, aku doakan selalu kebahagiannmu.