Hariring Peuting

edisi Petualangan Si Joe, menggapai langit-langit mimpi.

Tuesday, March 21, 2006

Antara Jogja – Bandung - Jakarta


Angin pagi yang bertiup sepoi-sepoi memberikan nuansa damai, orang bersepeda lalu lalang menjadi pemandangan biasa di kota ini. Joe kini telah sampai di Jogja. Ini kali pertama kau menginjakan kaki disana ya joe?

Jogja memang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, wisata budaya khususnya. Dan memang benar, suasana ke-Jawa-an sangat terasa kental disini. Orang lalu lalang dengan bersepeda dan becak, sungguh pemandangan yang mengasyikan.

Udara pagi dan suasana damai seperti itu bikin perut si Joe keroncongan, dan yang pertama ada dalam otaknya adalah nasi pecel. Hmm...nikmat nian. Setelah menikmati santapan pagi, bergegas si konyol melanjutkan perjalanan.

Rumah mungil itu nampak asri, dihiasi beraneka tanaman hias dan pepohonan kecil. Sebuah Mobil kijang dan sepeda motor keluaran terbaru diparkir dihalamannya.
"baik benar nasibmu Do, orangtua dan mertuamu dari kalangan berada.." gumam si konyol joe sedikit menyesali nasib.
Rumahnya nampak sepi, ragu ragu pemuda Joe mengetuk pintu.
"Siapa ya" suara seorang gadis terdengar dari dalam.
Tak lama kemudian sesosok yang lama tak ia jumpai menghampiri pintu dan lantas berseru ketika melihat bayangan si konyol.
"Allaah, Joe...beneran ini kamu..?". Ia berseru
"Bukan, ini Tom cruise". kelakar si Joe. "apa kabar mi?".
"baik Joe, ayo silakan masuk" Laksmi mempersilakan si konyol masuk.
"Ternyata lama gak ketemu, kamu gak banyak berubah ya. masih seperti yang dulu" ujar Laksmi sambil memperhatikan si Joe.
Mendapat perhatian seperti itu, kontan hidungnya kembang kempis dan nakalnya mulai keluar.
"ga berubah, tetep aja ganteng ya mi.." gak ada malu-malunya si joe ngomong sambil tertawa terbahak. "Eh mana si Dodo, aku kangen nih"
"ada bentar ya, aku bangunin dulu" Laksmi beranjak menuju kamarnya.
"Iya lah bangunin aja, masa udah kawin masih aja males kayak dulu".

Tak lama kemudian, seseorang dengan perawakan gemuk keluar dari pintu kamar, lebih gemuk dari waktu terakhir si Joe ingat.
"Memang benar kata orang" pikir si Joe "kalau udah nikah, rata-rata cowok jadi gemuk".
"Waah apa kabar do..? lama tak bersua, makin gemuk aja nih sekarang.." Si Joe menyapa sahabatnya.
"iya nih, abis susunya pas" jawab Dodo sambil tertawa terkekeh. Laksmi memukul punggung Dodo karena malu.
"Ya syukur deh kalau sekarang kalian bahagia, aku turut seneng" sahut si Joe
"Eh udah hamil lagi ya Mi, berapa bulan nih?" Tanya si konyol sambil memperhatikan perut Laksmi.
"Alhamdulillah, udah empat bulan. Doain ya mudah-mudahan yang ini selamat" Jawab Laksmi. Ada kegundahan dalam kalimat terakhirnya.

Dodo adalah sahabat baik si Joe. Mereka berteman sejak dulu masih sama-sama kuliah. Rumah Dodo di Bandung menjadi basecamp bagi teman-temannya termasuk si Joe. Kadang sampai dua minggu si konyol menginap, karena dulu orangtua Dodo sedang tugas di Makasar. Dodo ini dulu menjadi tempat si Joe berguru mengenai wanita dan seluk-beluknya. Karena tidak seperti si Joe, dari dulu Dodo memang menjadi idola gadis-gadis. Entah berapa banyak gadis yang pernah ia taklukan atau bahkan menaklukan diri di kaki Dodo, dan entah berapa banyak gadis yang patah hati mengetahui kalau Dodo sudah menikah dengan Laksmi, seorang gadis jawa cantik yang telah menawan hati Dodo semenjak SMP dulu. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan si Konyol mengakui kelebihan Dodo dalam hal ini.
Selain itu entah berapa banyak avonturir yang telah mereka lakukan, termasuk bersepeda motor dari Bandung ke Semarang pada saat bulan puasa lima tahun yang lalu, atau ketika rem mobil si Araf yang mereka tumpangi blong dan menabrak seorang pedagang kaki lima di Ciwidey.

Dari kabar yang si konyol dengar, Laksmi pernah mengalami keguguran dikehamilannya yang pertama. Entah karena capek atau memang kandungannya yang lemah. Namun kejadian tersebut ternyata cukup membuat mereka sedikit trauma dan berhati-hati dikehamilannya kali ini.

***

“Hei, kok malah ngelamun...” Sebuah tepukan membangunkan si Joe dari lamunan panjangnya. Dodo tersenyum melihat kelakuan si konyol.

Saat ini si Joe berada di sebuah rumah sakit di Bandung. Laksmi, istri Dodo terkena demam berdarah padahal usia kandungannya sudah hampir sembilan bulan. Sungguh suatu musibah yang cukup memprihatinkan mengingat kemungkinan bahaya bagi ibu dan si jabang bayi. Kini ia hanya bisa terbaring lemah.
Namun menurut keterangan dokter yang merawatnya, kondisi Haemoglobin darahnya sudah mulai membaik. Artinya ia akan segera sembuh. Dan si Joe turut senang mendengar kabar ini. Ia pun hanya bisa berucap syukur kepada Yang Maha Kuasa.

“Gini lah Joe kalau udah nikah, banyak tanggungjawab yang harus dipikul”. Dodo memulai perbincangan.
“Ya aku tahu, itu kan konsekwensi yang harus diterima semua orang”. Si Joe menimpal.
“Tapi yang bikin aku lebih khawatir istriku lagi hamil tua. Aku takut terjadi sesuatu pada dia dan jabang bayi yang dikandungnya”. Ujar dodo.
“Berdoa saja, Mudah-mudahan Alloh memberikan kesehatan buat keduanya” Joe mencoba menghibur.

“Eh ngomong-ngomong, kapan kamu akan menikah..? bukannya kamu dan Gadis udah cocok satu sama lain?” Dodo mengalihkan pembicaraan pada topik yang sebetulnya bagi si konyol adalah sesuatu yang cukup mengganggu pikirannya.
“Entahlah Do, aku sendiri juga bingung. Masih banyak yang perlu aku selesaikan dulu” jawab si konyol pelan.
“Apa sih yang menjadi beban pikiranmu Joe..?
“Bukannya kamu udah dapet kerja yang enak sekarang. Awas loh kelamaan nanti malah tambah bikin dosa” Dodo mencoba menasihati sahabatnya.
“ Atau malah lama lama nanti bisa jadi batu akik tuh Joe....” canda Dodo.
“Kamu kan tahu sendiri keadaan keluargaku sekarang tidak seperti dulu lagi Do, lagian aku kan harus nunggu dia selesai kuliah dulu”. Si konyol mencoba menjelaskan.
“Iya aku tahu hal itu, tapi kalau nunggu sampai benar-benar siap mau sampai kapan..?”
“Inget Joe, kita tidak akan pernah siap dalam menghadapi sesuatu dalam hidup ini”
“Maksudmu gimana Do..?” Si Joe meminta penjelasan lebih lanjut.

“Contoh kecilnya ketika kita beranjak dewasa dari masa kecil kita, apakah semua itu perlu kesiapan kita? Apakah bisa ditunda hanya karena kita belum sanggup menanggung dosa-dosa kita yang sudah mulai dicatat? Tidak akan pernah Joe”.

“Kamu kayak gak percaya Tuhan aja. Inget Joe, rezeki itu udah ada yang ngatur tinggal bagaimana usaha kita. Bahkan menikah pun adalah rezeki. Jangan kau anggap menikah sebagai sebuah beban yang harus kamu pikul sendiri”. Ujar Dodo panjang lebar.

“Secara teori aku benar-benar sadar akan hal itu Do, tapi entahlah. Its too complicated for me. Kini aku hanya bisa pasrah menerima takdirku. Mungkin emang aku belum ditakdirkan untuk menyempurnakan separuh agamaku secepat kamu Do..” Jawab si Joe sambil menyeringai.

“Ya udah, kalo gitu kalian usahakan saja untuk bisa segera. Aku tunggu beritanya baiknya ya” Nampaknya Dodo ingin menyemangati sahabatnya.

“Ok deh Do, thanks ya....” jawab si Joe sambil meneguk minuman kaleng ditangannya.

***

Setelah menyempatkan diri menjenguk istri sahabatnya, si konyol bergegas menuju Stasiun Hall Bandung. Sore itu kereta yang akan membawa si Joe kembali ke Jakarta berangkat tepat waktu. Dan kini ia harus membungkus rapi semua kenangan di Bandung dan menyimpannya baik-baik dalam ingatan sebagai bekal menghadapi hari esok.
Kembali ke Jakarta berarti kembali kepada segala kesibukan, kembali kepada kemacetan dan kesemrawutan Ibukota, kembali berjuang meraih segala mimpi dan angan.
Kembali ke Jakarta juga berarti kembali kepada cinta seorang Gadis yang dengan setia menemani si Joe........selamanya. Amin.

4 Comments:

  • At 12:20 PM, Blogger arghasme said…

    jangan ada keraguan, jangan ada keputusasaan kecuali klu memang benar-benar tidak cinta...
    I know it Well.

     
  • At 2:28 PM, Blogger d2nr said…

    maksud lo..!!!!!! :))

     
  • At 3:16 PM, Anonymous Anonymous said…

    hi joe !!
    mana kota semarang-nya ??? :(

     
  • At 6:04 PM, Blogger d2nr said…

    hi Mr. esia =))
    kota semarangnya kapan2 aja ya. di edisi petualangan si Joe berikutnya

     

Post a Comment

<< Home