Hariring Peuting

edisi Petualangan Si Joe, menggapai langit-langit mimpi.

Wednesday, September 01, 2004

...............

belum ada ide lagi.
tapi kok males banget mau belajar prebeesde, huaaaaahhhh


---------------------
....dan diantara api unggun dan ransel kosong
kutemui makna hidup.


opensource = openmind

Maaf kalau lamunan saya ini salah, mohon dikoreksi ;)

Perkembangan sistem operasi opensource saat ini kian menggembirakan. Semakin banyak orang mulai tertarik untuk mulai mencoba menggunakannya. Linux dalam hal ini menjadi pilihan utama, karena semakin mudah untuk digunakan. Hal ini cukup menggembirakan karena semakin banyak orang yang mengunakan Linux, maka diharapkan pemakaian sistem operasi Windows (yang bajakan tentunya) bisa berkurang.
Namun ada satu hal yang mengusik saya, yaitu ada orang - orang yang sudah lebih dulu mengenal dan menggunakan Linux cenderung susah untuk diminta sharing pengetahuannya. Orang - orang ini mungkin merasa dirinya eksklusif dan paling bisa. Dia tidak mau sharing mungkin karena takut orang lain menjadi lebih mampu dari dia. Jadi ingat peribahasa katak dalam tempurung Hal ini menjadi lucu karena bertentangan dengan prinsip opensource. Padahal dengan adanya sharing pengetahuan, selain bisa memasyarakatkan Linux juga bisa memacu dirinya untuk lebih mengasah dan meningkatkan wawasan dan kemampuannya. Kesimpulannya bisa mencerdaskan bangsa :) . Jerman saja yang merupakan negara maju (baca: mampu), mulai memasyarakatkan penggunaan Linux dan software opensource. Indonesia pun harus, dan ini perlu dukungan dari para pengguna software opensource untuk memasyarakatkannya.
Jadi apakah opensource = openmind, jawabannya tentu saja.